Asal kita cinta dan bersahabat dengan Al-Qur’an, maka sesungguhnya
menghafal Al-Qur’an jauh lebih mudah dari apa yang kita bayangkan. Sebab
Allah sendiri yang sudah berulang kali menjamin dan memberikan tawaran
dalam Surah Al-Qamar, “Sungguh telah kami mudahkan Al-Qur’an, maka
adakah yang mau menghafalnya?”
Sudah sepantasnya kita menikmati indahnya saat-saat membaca
Al-Qur’an. Yaitu saat kita membaca Al-Qur’an dengan penuh ketenangan
tanpa disambil dengan kegiatan-kegiatan lainnya.
Kita bisa memilih kapan waktu kita untuk membaca dan menghafal. Bisa
Ba’da Shubuh, Ba’da Asar, Ba’da Isya atau waktu lain yang memang kita
khususkan bersama Al-Qur’an. Di saat itu, tidak obrolan yang menyelingi,
tidak laptop dan tv yang menemani. Benar-benar waktu yang khusus untuk
bercerita dan berbicara dengan Allah Swt. melalui kitab-Nya.
Demikian pula agar waktu kita menjadi efektif, penting untuk memilih tempat yang nyaman dan tenang. Tempat yang baik, lingkungan menghafal, adalah faktor yang sangat penting dalam proses menghafal Al-Qur’an. Berikan waktu khusus dan tempat yang nyaman untuk Al Qur’an, maka Al-Qur’an pun akan datang kepada kita dan menghiasi hati kita dengan keindahan. Waktu paling bagus untuk menghafal adalah di malam hari, terutama di waktu sahur.
Demikian pula agar waktu kita menjadi efektif, penting untuk memilih tempat yang nyaman dan tenang. Tempat yang baik, lingkungan menghafal, adalah faktor yang sangat penting dalam proses menghafal Al-Qur’an. Berikan waktu khusus dan tempat yang nyaman untuk Al Qur’an, maka Al-Qur’an pun akan datang kepada kita dan menghiasi hati kita dengan keindahan. Waktu paling bagus untuk menghafal adalah di malam hari, terutama di waktu sahur.
Diantara nasehat-nasehat para ulama terkait waktu-waktu untuk menghafal ini:
Al-Khatib Al-Baghdadi pernah berkata, “Ketahuilah, bahwasanya hafalan itu memilki waktu-waktu yang selayaknya diperhatikan oleh seseorang yang ingin menghafal. Waktu yang paling baik adalah di waktu sahur (akhir malam), kemudian berikutnya pertengahan siang, kemudian pada awal pagi bukan petang hari. Menghafal di waktu malam lebih baik daripada menghafal di waktu siang. Memilih belajar di malam hari tidak lain karena tenangnya hati. Sesungguhnya ketenangan hati akan mempercepat hafalan”
Al-Khatib Al-Baghdadi pernah berkata, “Ketahuilah, bahwasanya hafalan itu memilki waktu-waktu yang selayaknya diperhatikan oleh seseorang yang ingin menghafal. Waktu yang paling baik adalah di waktu sahur (akhir malam), kemudian berikutnya pertengahan siang, kemudian pada awal pagi bukan petang hari. Menghafal di waktu malam lebih baik daripada menghafal di waktu siang. Memilih belajar di malam hari tidak lain karena tenangnya hati. Sesungguhnya ketenangan hati akan mempercepat hafalan”
Ismail bin Abi Uwais pernah berkata, “Jika engkau ingin menghafal
sesuatu, maka tidurlah. Kemudian bangunlah pada waktu sahur, nyalakan
pelita, dan perhatikanlah apa yang ingin engkau hafal itu, maka engkau
takkan lupa sesudahnya, insya Allah”
Waktu khusus dan tempat yang nyaman juga maksudnya adalah waktu saat kita bisa fokus untuk menghafal Al-Qur’an. Mungkin ketika sedang di dalam mobil menuju kantor, terutama ketika ada sopir atau saat-saat macet. Kadang kita saat bekerja di dapur, atau menimba air, saat itu juga kita berusaha menghafal atau murojaah hafalan yang ada.
Waktu khusus dan tempat yang nyaman juga maksudnya adalah waktu saat kita bisa fokus untuk menghafal Al-Qur’an. Mungkin ketika sedang di dalam mobil menuju kantor, terutama ketika ada sopir atau saat-saat macet. Kadang kita saat bekerja di dapur, atau menimba air, saat itu juga kita berusaha menghafal atau murojaah hafalan yang ada.
Saya pribadi merasakan betapa pentingnya kita menyediakan waktu untuk
menghafal. Tanpa meluangkan waktu untuk menghafal, maka keinginan hafal
Al-Qur’an hanya akan menjadi angan-angan. Keinginan itu selamanya tak
akan pernah terwujud. Kita harus memberikan waktu kepada Al-Qur’an,
minimal 30 menit setiap hari untuk menghafal. Kita pasti akan punya
waktu luang bila kita mau meluangkan waktu, dan selamanya tak akan
pernah punya waktu untuk itu bila kita memang sengaja tidak
menyediakannya.
Ketika masih mahasiswa di Al-Azhar dulu, saya sempat ikut terlibat
dalam banyak organisasi. Baik organisasi kajian, angkatan, sosial,
perpustakaan, maupun organisasi kekeluargaan. Tidak sekedar terlibat,
tapi juga ikut aktif dalam kepengurusan, mengadakan diskusi dan seminar,
menyelenggarakan berbagai event, dan sering mengadakan rapat dan
pertemuan.
Di samping itu saya juga aktif mengikuti kuliah dan talaqqi di Mesji Azhar.
Tapi saya sudah berjanji kepada diri sendiri untuk meluangkan waktu setoran hafalan Al-Qur’an setiap Ba’da Ashar di salah satu Kuttab (tempat menghafal Al-Qur’an) yang ada di Kawasan Hay ‘Asyir Nasr City. Untuk menghafal, saya sediakan waktu setiap Ba’da Maghrib atau Ba’da Subuh. Jumlah setoran biasanya satu halaman atau satu lembar. Alhamdulillah dengan adanya pemaksaan diri seperti ini, saya bisa menyelesaikan hafalan Al-Qur’an dalam waktu satu tahun.
Tapi saya sudah berjanji kepada diri sendiri untuk meluangkan waktu setoran hafalan Al-Qur’an setiap Ba’da Ashar di salah satu Kuttab (tempat menghafal Al-Qur’an) yang ada di Kawasan Hay ‘Asyir Nasr City. Untuk menghafal, saya sediakan waktu setiap Ba’da Maghrib atau Ba’da Subuh. Jumlah setoran biasanya satu halaman atau satu lembar. Alhamdulillah dengan adanya pemaksaan diri seperti ini, saya bisa menyelesaikan hafalan Al-Qur’an dalam waktu satu tahun.
Dari pengalaman saya membina santri penghafal Al-Qur’an di PPTQ Ibnu
Abbas, saya merasakan betapa pengkondisian waktu dan lingkungan untuk
menghafal Al-Qur’an adalah metode paling penting dan utama dari sekian
metode menghafal Al-Qur’an. Setelah memberikan motivasi untuk menghafal
Al-Qur’an kepada para santri, maka tugas rutin seorang muhaffiz (pembina
tahfiz Al-Qur’an) adalah mengkondisikan suasana, menciptakan lingkungan
menghafal Al-Qur’an.
Pada tiga waktu tahfiz yang rutin: Ba’da Subuh, Ba’da Asar dan Ba’da
Isya, tidak boleh ada santri yang bermain-main atau bercanda. Semua
harus konsentrasi membaca dan menghafal Al-Qur’an. Usaha keras dari
bagian piket kesantrian dan muhaffiz untuk menertibkan santri
alhamdulillah berbuah indah. Al-Qur’an sungguh mudah untuk dihafal jika
kita memberikan fokus dan perhatian terhadapnya. Asal fokus dan tekun,
insya Allah semua pasti bisa menghafal.
0 komentar:
Posting Komentar