Mengapa Gagal Menghafal Al Qur'an

Saya ingin membagi pengalaman pembinaan tahfiz di Pondok Pesantren Tahfizul Qur’an  Ibnu Abbas.  Di sini target yang kami tetapkan dua juz pertahun. Untuk kelas 7, muqarrar tahfiznya juz 29 dan juz 30, kelas 8 hapal juz 29-30, 1-2, dan kelas 9 hapal juz 29-30, 1-4. Inilah standar yang sama untuk seluruh santri.
Satu semester harus hapal satu juz. Untuk mencapai target itu, seorang santri cukup menghapal tiga baris setiap hari, insya Allah ia bisa mencapai target satu juz dalam satu semester. Menurut kami para muhaffizin dan setelah dikomunikasikan dengan para santri, target ini sangat mudah.  Dan ternyata memang demikian adanya. Banyak santri yang bisa melampaui target yang sudah ditetapkan karena tiap hari bisa setoran 1 halaman (15 baris), 1,5 halaman, 1 lembar, dan 2 lembar. Mereka sudah membuat target untuk diri sendiri.
Contohnya santri Wafi Aidan, dia menetapkan satu hari hapal tidak kurang dari 1 halaman.  Semalas apapun, harus menambah hapalan satu halaman. Kalau pas lagi rajin, biasa sampai dua lembar atau lebih. Dan alhamdulillah lebih banyak rajinnya daripada malasnya. Maka setahun target hanya 2 juz, dia bisa mencapai 7 juz di Kelas 7. Begitu juga dengan Ifadah Nur Izzah. Dia punya target sendiri untuk setoran harian, dan komitmen dengan target itu untuk menghapal 1 lembar setiap hari. Maka di kelas 7, dia bisa menyelesaikan hapalan 15 juz dan akhirnya diwisuda bersama santri kelas 9.
Mengejar target hapalan harian menjadi sesuatu yang sangat penting bagi santri karena pencapaian target tahfiz menjadi syarat untuk naik kelas.  Artinya kalau sampai batas waktu akhir ujian yang ditentukan santri belum sukses dalam ujian tahfiz, maka ia bisa tinggal kelas kalau masih tetap di PPTQ Ibnu Abbas, namun bisa melanjutkan ke kelas berikutnya ketika pindah ke sekolah yang lain.
Nah, ketika melihat target hapalan harian yang sangat mudah, kenapa masih ada juga santri yang tidak naik kelas, baik karena tidak bisa mencapai target hapalan atau karena tidak lulus ujian?
Jawabannya, salah satunya karena punya target atau tidak komitmen dengan target yang sudah ada. Awal-awalnya penuh semangat, namun lama kelamaan komitmen itu berkurang sehingga malas atau tidak  ingin menghapal. Atau karena memang sejak awal dia tidak ingin menghafal Al-Qur’an tapi memilih masuk pondok karena keinginan orang tua, sehingga melakukan aktifitas menghafal dengan setengah hati dan tidak sungguh.
Bagaimana dengan target kita? Insya Allah kita pun asal disertai usaha yang sungguh-sungguh. Walaupun satu hari satu ayat, insya Allah kita akan bisa menyelesaikan hafalan Al-Qur’an, atau paling tidak punya deposito hafalan yang banyak asalkan kita mau konsisten
SHARE

About Cetakan Puding Silikon

    Blogger Comment
    Facebook Comment

1 komentar: